Selasa, 14 April 2009

CERPEN

TENTANG AJAS

Seperti biasa,pukul 06.30 pagi aku di-drop ayah tepat di depan terminal,tempat biasa aku menunggu patas AC menuju ke sekolah.Baru saja turun dari mobil,sekilas aku melihat sosok Ajas,tukang Koran langganank,berjalan agak gonta.Langkahnya enggak selincah biasanya,saat ia melihat para pelanggannya.Sempat sih terlintas di benakk,”Apa si Ajas lagi enggak enak badan,ya?Kenapa tatapannya kosong gitu?”Tapi rasa kantukku ternyata bisa membuyarkansemua pikiran negative tentang kondisi Ajas.

Begitu naik ke patas dan duduk di bangku palin depan dekat sopi,tatapan matakukembali terarah ke Ajas yang masih gontai memegang tumpukan Koran dan majalah di tangan sebelah kiri.Tangan kananya sudah memegang Koran yang ia siap berikan padaku.Saat kami bertatapan,aku langsung tersenyum padanya.Yap,si kecil Ajas yang sekarang sudah beranjak remaja ini memang sudah aku anggap seperti adik sendiri,walaupun umur kami Cuma beda beberapa tahun saja.Setelah menerima Koran dari tangan Ajas,aku langsung memasang earphone discman dan siap melahap berita di halaman pertama surat kabar.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar